Oi, Thanks to visit our blog. Kami sangat bangga mempersembahkan ini kepada anda. So, Enjoy it!!!! Kami senang apabila anda senang membaca posting kami sebagaimana kami senang membuatnya. Demi keamananan dan kenyamanan anda membaca blog ini, kami harap tidak ada kata-kata kasar. Jangan lupa isi votingannya. Terima kasih.

Minggu, 29 November 2009

Plus Minus Ujian Nasional Dari Kacamata Siswa

Sehubungan dengan adanya tugas TIK dari ibu Tina Amalia, dengan ini saya akan melanjutkan kembali proyek mbudiutomo.blogspot.com yang sudah tertunda selama berbulan-bulan. Harap maklum.

UN bukanlah United Nation. Bukan juga Undangan Nonton. Bukan juga tidak (unnamed, unknown, dan un-un lainnya). Tapi ini adalah UJIAN NASIONAL (jengjeng!!). Dari segi pengertian Ujian Nasional adalah ujian yang diadakan setaun sekali oleh bapak-bapak di Departemen Pendidikan. Targetnya tidak lain dan tidak bukan anak-anak SD, SMP, SMA di tahun terakhir. Nah, karena judulnya PLUS MINUS UJIAN NASIONAL DARI KACAMATA SISWA saya akan menulis sesuai dengan yang disuruh! Yo, let’s get ready for this!! Woohoo!

Dari kacamata saya, menurut pengertian saya ujian nasional adalah ujian yang menggunakan soal PG dengan tingkat kesulitan bisa membuat orang menangis. Ujian Nasional dilakukan tidak hanya di Indonesia. Di Singapura, juga ada yang namanya Ujian Nasional. Saya melihat dari cara pandang saya sebagai siswa SMP bahwa Ujian Nasional adalah usaha dari pemerintah pusat (pempus) untuk penyetaraan pendidikan di seluruh Indonesia. Gak bakunya gini, kan tuh Indonesia gede, trus pulaunya banyak, nah karena Indonesia masih negara berkembang pastinya masih ada kurangnya di bidang pendidikan. Nah, untuk nyamain apa yang udah dipelajarin selama 3 atawa 6 tahun, pempus bikin yang namanya UN atawa UAN. Gitu deh. Tempo hari yang lalu saya pernah berbasa-basi dengan kakak saya tentang UN (salah satu pembicaraan serius dan jarang terjadi antara saya dan kakak saya):
Saya: Bad, menurut lu UN gimana?
Kakak Saya: Ah, kalo gua bilang UN itu aturan gak usah dijadiin standar kelulusan. Di Singapur aja ada UN tapi gak dijadiin standar kelulusan tuh.
S: Jadi aturan UN gimana dongkz???
KS: Aturan tuh ada aja. Tapi jangan dijadiin standar kelulusan. Gitcuh, cuy..
S: Ooo…
Berakhirlah pembicaraan antar kedua manusia tadi.

Menjelan UN selalu identik dengan kata-kata ini: “Adouch, bentar lagi UN susah!!” Itu buat perempuan yang panikan, kalo ini “A*** bentar lagi UN gua belum belajar A***!!!” ketahuan gak pernah belajar, nah kalo ini “ Ah UN doang gampang. Apa sih yang gak susah buat makhluk kayak gua??” Mudah ditebak. Ini orang pinternya kayak Einstein jr. tapi hatinya kayak gedung WTC.

Ketika UN berlangsung: “Psst.. no. 1 apaan?” Ah no. 1 saja ndak bisa gimana nomor-nomor lain yang ada di bawah, terus ada juga yang kayak gini “Wuih gampang banget soalnya kayak muterin telapak tangan!! Nah selese deh!!” Tidak dapat dibayangkan gimana pinternya orang ini ckckck…

Yang serem pas UN udah selese: “Eh, eh lu nomor 26 apa?? A kan A kan!!” Terus ada juga yang kayak begini “Ya Allah semoga aku bener semua, Amiin..”


Dari kacamata saya, saya setuju dengan adanya UN. Dengan adanya UN apa yang dipelajari selama 3 atau 6 tahun bisa dibuktikan. Selain itu siswa-siswa yang ada di luar kota-kota besar (Jakarta, Medan, Surabaya, Bandung, dan lain-lain) bisa mendapat kesetaraan yang sama. Namun, perlu diperhatikan oleh pemerintah pusat bahwa pendidikan di luar kota besar tidaklah sama. Saya pernah melihat di koran, satu guru dapat mengajar beberapa kelas dalam satu waktu. Bisa dibayangkan bagaimana para murid mendapat pengajaran yang tidak maksimal. Berbeda dengan di kota besar, yang sekolah-sekolahnya sudah ditunjang fasilitas yang mendukung pembelajaran (Komputer, internet, dan lain-lain). Dan, saya juga mengharapkan agar UN tidak dijadikan standar kelulusan. Jadi misalnya nilai UN si A 5, 4.5, 9, 3 lalu dinyatakan tidak lulus. Lalu belajar selama 3 atau 6 tahun menjadi sia-sia. Sistem pendidikan di Indonesia masih harus dibenahi oleh pemerintah.

OKee, selesai sudah tulisan saya ini. Kalo ada yang ngaco dan bikin marah harap-harap maaf. Sejahtera selalu. Bai-bai!!

MASTER MISTER M. BUDI UTOMO

I LOVE YOU FULL READER HAHAHA…